Konon pada waktu beliau berada di Mekah,beliau menemui keanehan pada
setiap hari jum'ad di Mesjid Al-Haram,ada seseorang yang berpakaian lain
dari kebiasaan berpakaian orang arab lainnya,orang tersebut berpakaian
hitam dan memakai laung dan memakai butah,pakaian khas dari
banjar,setiap habis berdoa orang tersebut selalu menghilang tanpa
bekas,dengan rasa penasaran kemudian pada jum'ad berikutnya beliau
menunggu kedatangan orang itu, tapi seperti biasa selesai habis shalat
jum'ad dan berdoa orang tsb selalu menghilang,kemudian pada jum'ad yg
lainnya ketika orang tersebut datang beliau segera ikut sholat disamping
nya dengan harapan dapat berkenalan dengan orang tersebut,ketika
selesai berdoa tak ingin kehilangan orang tersebut dengan sigap beliau
lalu memegang tangan orang tersebut,"mengapa tuan menangkap tangan saya "kata orang tersebut
Setelah terlebih dahulu Syekh Muhammad Arsyad minta maaf beliau lalu berkata
"maaf saya ingin bertanya siapakah anda,disini semua orang berpakaian ikhram sedangkan anda tidak berpakaian ikhram'
"maaf hamba berasal dari kampung muning tatakan rantau borneo "jawab orang itu
"mengapa anda setiap hari jum'ad bisa sholat disini' kata Syekh Muhammad Arsyad kembali
"alhamdulillah semua adalah anugrah dari Allah SWT "kata orang tersebut yg setelah berkenalan adalah Datu Sanggul
"saya berasal dari martapura borneo sudikah kiranya anda mampir kerumah saya "pinta Syekh Muhammad Arsyad
"baiklah "jawab Datu Sanggul
Kemudian mereka berjalan ketempat tinggal Syekh Muhammad Arsyad
,sesampai dirumah Syekh Muhammad Arsyad memeluk datu sanggul dan mencium
tangan beliau sambil berkata "sampeyan adalah saudara ulun dunia akhirat'
"ya...kita saudara dunia akhirat "jawab Datu Sanggul
"dimanakah kakanda belajar sehingga mendapatkan anugerah begitu besar ini" Syekh Muhammad Arsyad kembali bertanya "kakanda
belajar dengan Datusuban dimuning pantai munggu tayuh tiwadak gumpa dan
sekarang beliau telah wafat,dan kepada kakanda diberikan sebuah kitab
dan Al-Qur'an segi delapan,kedua pusaka itu asalnya adalah milik Datu
Nuraya yang juga telah wafat" ,mendengar cerita tentang kitab tersebut Syekh Muhammad Arsyad sangat tertarik. "kalau
kakanda menganggap saya sebagai saudara dunia akhirat izinkanlah adinda
ikut mempelajari isi kitab tersebut " boleh saja adinda mempelajari
kitab tsb namun kitab ini harus dibagi dua bagian,dengan dipotong
segitiga silahkan adinda memotongnya "kata Datu Sanggul sambil
mengeluarkan kitab yg selalu dibawanya,Syekh Muhammad Arsyad mengambil
pisau yg sangat tajam dan mulai memotong kitab tsb,namun alangkah
terkejutnya beliau karna pisau yg sangat tajam tersebut tidak dapat
memotong kitab itu menjadi dua bagian bahkan mata pisau tsb menjadi
tumpul,kemudian kitab tsb diserahkan kembali kepada Datu Sanggul untuk
beliau potong sendiri,kemudian Datu Sanggul hanya dengan menggoreskan
kuku beliau kitab tersebut terbelah menjadi dua bagian,yg kemudian satu
bagiannya diserahkan kepada Syekh Muhammad Arsyad untuk dipelajari dan
bagian yg satunya beliau bawa kembali dengan pesan setelah selesai
mempelajari dan pulang keborneo untuk mengambil bagian yang satunya,"jika
adinda nanti pulang keborneo dan bertandang kerumah kakanda untuk
mengambil kitab yg satunya hendaklah adinda mmbawa kain putih sebanyak
lima lembar,kakanda berharap agar adinda jangan sampai lupa pesan
kakanda ini "kata Datu Sanggul menambahi "baiklah pesan kakanda akan adinda ingat selalu dan adinda memohon doa restu dan mendoa kan adinda dalam mempelajari kitab ini, karena hari sudah menjelang magrib Datu Sanggul lalu berpamitan untuk pulang ke borneo " tunggu
sebentar kakanda ada yg adinda pertanyakan lagi dihalaman istana ada
tumbuh sebatang pohon durian ,apakah pohon tersebut berbuah atau
belum,kalau sudah berbuah adinda mohon kakanda memetiknya sebiji untuk
adinda,sebab selama adinda tinggal disini adinda belum pernah memakan
buah durian "
"pohon durian tsb sekarang sedang berbuah namun buahnya cuma dua biji
dan dijaga ketat oleh pasukan raja siang dan malam agar tak seorang pun
dapat mengambilnya,sebaiknya buah tsb jangan diambil sebab nantinya
mungkin akan berakibat tidak baik "kata datu sanggul,tp karna
didesak oleh Syekh Muhammad Arsyad akhirnya Datu Sanggul berjanji
memenuhi permintaan Syekh Muhammad Arsyad.
Pada jum'ad berikutnya ketika tengah hari Datu Sanggul memetik buah
durian yg dijaga oleh pasukan raja tanpa diketahui oleh satu orangpun,al
hasil kerajaan menjdi gempar,baginda raja sangat marah dan berencana
menghukum para pasukan yg menjaga pohon durian tsb,tapi permaisuri
melarang baginda raja menghukum mereka karena tidak ada bukti kesalahan
mereka,singkat cerita buahdurian tersebut diserahkan kepada Syekh
muhammad Arsyad dengan pesan supaya tangkai durian tadi disimpan sebagai
bukti nanti kepada baginda raja,setelah berpisah kembali dengan Datu
sanggul beliau dengan tekun mempelajari kitab tsb.
from:dunia-fortal.blogspot.com