- Home >
- Cerita Hikmah dan Karomah , Sejarah dan Hikayat >
- ABU NAWAS TELUR UNTA
Posted by : Machsada
Wednesday, December 10, 2014
Pada suatu ketika Raja
Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua tubuh Raja Harun Al
Rasyid terasa pegal dan kaku, badanya panas dan susah untuk bergerak.
Penyakit itu semakin bertambah parah dikarenakan sang Raja tidak mau
memakan makanannya.
Banyak tabib didatangkan
untuk mengobati penyakit Sang Raja, namun tak ada satupun yang bisa
mengobati. Sudah banyak pula obat yang diminum tetpai masih belum bisa
mengobati penyakitnya.
Sang Raja tidak mau
menyerah dengan penyakitnya, Raja masih berkeinginan untuk sembuh. Maka
pengawalnya diutus untuk mengadakan sebuah sayembara. Yang bisa
menyembuhkan penyakit Sang Raja akan diberikan hadiah.
Kabar sayembara itu
terdegar oleh Abu Nawas, ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak
lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi menuju ke Istana Raja
Harun Al Rasyid. Setelah tiba di istana, sang raja terkejut melihat si
Abu Nawas datang untuk mengobati dirinya.
"Abu Nawas , setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti sayembara ini?
"Tuan Raja janganlah lihat penampilanku saja, begini-begini aku juga bisa obati orang sakit.
"Benarkah? Berarti engkau bisa sembuhkan penyakitku juga.
"Oh, tentu saja bisa tuan Raja. Sebenarnya apa penyakit Raja?
"Aku juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit semua, keluh sang Raja
"Ha ha ha ha...Abu Nawas malah tertawa.
"Hei apanya yang lucu, kata sang raja.
"Tidak tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.
"Benarkah, kaget sang raja. Apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya.
"Obat itu adalah telur Unta, dan anda bisa mendapatkannya dikota Baghdad ini.
Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur Unta itu.
"Hei Abu Nawas, awas kalo kamu sampai berbohong. akan kuhukum kamu kata sang Raja.
"Cari dulu telur Unta itu, jangan asal hukum saja" kata Abu Nawas.
Keesokan harinya sang
Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar menjadi rakyat biasa
karena tidak ingin diketauhi kalau dia seorang Raja. Raja pergi ke
pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta. Raja
tidak mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia belum
menemukan juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia
tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di
sebuah hutan.
Raja terus berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan,sambil menggerutu ia tetap berpikir dimana telur itu berada.
"Awas kau Abu Nawas,
kalau aku tidak menemukan telur itu akan kuhukum kau!" gerutu raja.
Penggawal bersiaplah untuk menghukum Abu Nawas besok!".
"Siap Raja" kata
pengawal yang sudah kelelahan. "Tetapi kita sebaiknya kembali ke Istana,
sepertinya kita tidak menemukan telur itu".
" Raja Harun Al Rasyid
mempertimbangkan saran sang pengawal, beberapa saat kemudian ia melihat
seorang kakek yang sedang membawa ranting.
"Tunggu pengawal, kita coba tanya pada kakek itu" kata Sang Raja.
Sang Raja Harun Al
Rasyid menhampiri kakek yang membawa ranting itu, melihat kondisi si
kakek yang udah tua ia sangat kasihan, maka ia pun menawarkan jasa untuk
membawa kayu-kayu itu. Setelah sampai dirumah kakek tadi, sang kakek
berterimakasih kepada Raja Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa
ia adalah seorang raja.
"Terima kasih cuk, semoga Allah membalas kebaikan cucuk"
"Sama-sama kek" kata raja.
"Oh iya kek, saya mau bertanya, apakah kakek punya telur Unta" tanya raja pada si kakek
"Telur Unta?" si kakek pun berfikir sejenak.
"Hahahahaha..." tawa si kakek. Raja Harun Al Rasyid pun heran dan bertanya apda sang kakek.
"Apa saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek jelaskan?"
"Cuk, didunia ini mana
ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga itu melahirkan bukan
bertelur, jadi mana ada telur Unta. Mendengar penjelasan sang kakek
membuat sang raja dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur" gumam sang raja.
"Awas kau Abu Nawas"
Keesokan harinya sang
raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah mengerjainya,
mondar-mandir kesana-kemari sambil komat-kamit.
"Awas kau Abu Nawas! awas kau Abu Nawas!'
Beberapa saat kemudian
si Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum jenakanya kepada raja,
Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya
"Hai Kau Abu Nawas,
beraninya kau mengerjai ku, aku tidak bisa terima ini. Dengan
kesepakatan kita bahwa Aku akan menghukummu karena kamu telah membohongi
aku, mana ada telur unta sedangkan unta itu kan hewan yang melahirkan.
"Anda benar Tuan Raja,
kata Abu Nawas membenarkan pernyataan sang raja, telur unta itu
sebenarnya tidak ada, unta hewan yang melahirkan dan bukan bertelur.
"Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?" sanggah raja. "Pokoknya sekarang kamu dihukum"
"Tunggu dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya"
"Tanya apa" kata raja
"Bagaimana kondisi tubuh Tuan Raja hari ini? tanya si Abu Nawas.
"Kondisi badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemaren, sang raja pun terdiam sejenak.
"Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang, penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira.
"Aku tahu, perjalananku
yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku yang tadinya jarang
bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang beku
menjadi lancar kembali" itu penyebabnya, terima kasih Abu Nawas" kata
sang raja
"Benar tuan, Kata Abu
Nawas, tubuh yang tidak dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku
dan menjadi penyakit, maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak"
"Abu Nawas maafkan aku
telah memarahimu, aku tidak akan menghukummu tapi aku akan berikan
hadiah karena telah memberiku saran yang luar biasa.
"Terima kasih tuan raja" jawab Abu Nawas.