- Home >
- Sejarah dan Hikayat >
- ABU NAWAS MENGECOH RAJA
Posted by : Machsada
Thursday, December 11, 2014
Sejak peristiwa
penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir
oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas
untuk dijebloskan ke penjara.
Sudah menjadi hukum bagi
siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak
disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu
Abu Nawas amat takut
kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput
Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid
berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak
berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju
ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda
memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati
Baginda.
"Tahukah mengapa engkau aku panggil?" tanya Baginda tanpa sedikit pun senyum di wajahnya.
"Ampun Tuanku, hamba belum tahu." kata Abu Nawas.
"Kau pasti tahu bahwa
sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini. Kau kuberi
kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku akan menunggang
kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita berkumpul di tempat
peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus menghindarinya dengan cara
kita masing-masing agar pakaian kita tetap kering.
Sekarang kita berpencar." Baginda menjelaskan.
Kemudian Baginda dan
rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu Baginda akan menjebaknya.
la harus mancari akal. Dan ketika Abu Nawas sedang berpikir, tiba-tiba
hujan turun. Begitu hujan turun Baginda dan rombongan segera memacu kuda
untuk mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi karena
derasnya hujan, Baginda dan para pengawalnya basah kuyup. Ketika santap
siang tiba Baginda segera menuju tempat peristirahatan. Belum sempat
baju Baginda dan para pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan
menunggang kuda yang lamban. Baginda dan para pengawal terperangah
karena baju Abu Nawas tidak basah. Padahal dengan kuda yang paling cepat
pun tidak bisa mencapai tempat berlindung yang paling dekat.
Pada hari kedua Abu
Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda Raja. Kini
Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda kuda yang
lamban. Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun
turun seperti kemarin. Malah hujan hari ini lebih deras daripada
kemarin. Baginda dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang
ditunggangi tidak bisa berlari dengan kencang.
Ketika saat bersantap
siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu dari
Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu Baginda Raja.
Selang beberapa saat
Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang basah kuyup.
Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi
penasaran. Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama
ini disembunyikan.
"Terus terang begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas." tanya Baginda.
"Mudah Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas sambil tersenyum.
"Sedangkan aku dengan
kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat berteduh terdekat, apalagi
dengan kuda yang lamban ini." kata Baginda.
"Hamba sebenarnya tidak
melarikan diri dari hujan.Tetapi begitu hujan turun hamba secepat
mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu mendudukinya.
Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti." Diam-diam Baginda Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas.