- Home >
- Legenda dan Fabel , Sejarah dan Hikayat >
- HIKAYAT KANCIL DAN ANAK BERANG-BERANG
Posted by : Machsada
Friday, December 26, 2014
Pada zaman Nabi Sulaiman semua binatang takluk dan tunduk kepada beliau, karena beliau adalah raja bagi manusia, jin dan binatang yang adil.
Suatu ketika pelanduk pusing memikirkan Berang-berang yang selalu menganiaya ikan dan udang itu. Waktu berbunyi burung Belatuk terlalu riuh bunyinya, Maka Pelanduk pun timbul akal nya, berguling-guling dan melompat-lompat dan menendang-nendang kakinya ke sana ke mari, hingga kena anak berang-berang. Maka semua anak berang-berang itu mati dipijak oleh Pelanduk.
Berang-berang laki bini pun lalu mengadu¬kan hal ini kepada Nabi Sulaiman. Pelanduk dipanggil menghadap ke kerajaan.
ketika datang, ia menjelaskan bahwa ia tidak sengaja, karena mendengar Belatuk memalu gendang perang terlalu nyaring bunyinya; disangkanya. musuh melanggar kota, dan bakal ada peperangan, maka waspadalah ia dari musuh itu dengan melakukan gerakan gerakan silat yang ia bisa.
Maka Belatuk pun dipanggil pula, maka ia beralasan bahwa memukul gendang perang, karena melihat Biawak membawa pedang tercabut berlari.
Ketika Biawak di panggil, ia beralasan membawa pedang tercabut, karena melihat Sang Kura-kura membawa perisai.
maka di panggil lah Sang Kura-kura, maka ia beralasan membawa perisai karena melihat Sang Udang membawa tombak terhunus.
Saat di tanya mengapa Sang Udang membawa tombak? Sebabnya. ialah dia melihat Sang ikan Sebaru mudik berikat pinggang, sangat kesusahan nampaknya, karena banyak rakyatnya yang habis dimakan Sang Berang-berang.
Nabi Sulaiman lalu memutuskan bahwa Pelanduk dan binatang lain nya tidak bersalah. Yang bersalah ialah Sang Berang-berang sendiri.
hikmah dari hikayat ini
-jangan menyalahkan orang lain kalau kita mengalami kesusahan
-Setiap musibah yang datang kepada kita adalah sebap kesalahan kita sendiri
sebap ada nasehat arab "لا يدرك البلاء إلا لذنب يصيبه" tidak mendapat seseorang akan musibah dan bala kecuali karena ia sudah melakukan dosa dan kesalahan.
#Musibah #hikayat #Kancil #berang-berang
Suatu ketika pelanduk pusing memikirkan Berang-berang yang selalu menganiaya ikan dan udang itu. Waktu berbunyi burung Belatuk terlalu riuh bunyinya, Maka Pelanduk pun timbul akal nya, berguling-guling dan melompat-lompat dan menendang-nendang kakinya ke sana ke mari, hingga kena anak berang-berang. Maka semua anak berang-berang itu mati dipijak oleh Pelanduk.
Berang-berang laki bini pun lalu mengadu¬kan hal ini kepada Nabi Sulaiman. Pelanduk dipanggil menghadap ke kerajaan.
ketika datang, ia menjelaskan bahwa ia tidak sengaja, karena mendengar Belatuk memalu gendang perang terlalu nyaring bunyinya; disangkanya. musuh melanggar kota, dan bakal ada peperangan, maka waspadalah ia dari musuh itu dengan melakukan gerakan gerakan silat yang ia bisa.
Maka Belatuk pun dipanggil pula, maka ia beralasan bahwa memukul gendang perang, karena melihat Biawak membawa pedang tercabut berlari.
Ketika Biawak di panggil, ia beralasan membawa pedang tercabut, karena melihat Sang Kura-kura membawa perisai.
maka di panggil lah Sang Kura-kura, maka ia beralasan membawa perisai karena melihat Sang Udang membawa tombak terhunus.
Saat di tanya mengapa Sang Udang membawa tombak? Sebabnya. ialah dia melihat Sang ikan Sebaru mudik berikat pinggang, sangat kesusahan nampaknya, karena banyak rakyatnya yang habis dimakan Sang Berang-berang.
Nabi Sulaiman lalu memutuskan bahwa Pelanduk dan binatang lain nya tidak bersalah. Yang bersalah ialah Sang Berang-berang sendiri.
hikmah dari hikayat ini
-jangan menyalahkan orang lain kalau kita mengalami kesusahan
-Setiap musibah yang datang kepada kita adalah sebap kesalahan kita sendiri
sebap ada nasehat arab "لا يدرك البلاء إلا لذنب يصيبه" tidak mendapat seseorang akan musibah dan bala kecuali karena ia sudah melakukan dosa dan kesalahan.
#Musibah #hikayat #Kancil #berang-berang